5 Tips Mendampingi Anak Saat Menjalani Terapi Psikologi

By Dikri Nalendra - Author and blogging
5 Min Read

Terapi psikologi sering diberikan untuk membantu anak menghadapi masa-masa sulit yang disebabkan oleh masalah internal atau lingkungan di sekitarnya, seperti keluarga, lingkungan tetangga, dan sekolah.

Selain itu, terapi ini juga dibutuhkan bagi anak yang didiagnosis mengalami gangguan atau penyakit mental, seperti PTSD, ADHD, gangguan makan, OCD, depresi, serta bagi anak yang menjadi korban kekerasan atau bullying.

Terdapat berbagai jenis terapi psikologis untuk anak, seperti terapi kognitif perilaku, terapi bermain, terapi interpersonal, terapi keluarga, dan terapi psikodinamik.

Dampingi Anak Menjalani Terapi Psikologi dengan Cara Ini

Tips Mendampingi Anak Saat Menjalani Terapi Psikologi
Ilustrasi konsultasi ke psikolog | www.alodokter.com

Orang tua akan ikut terlibat dalam proses psikoterapi anak. Terapis bahkan sering menjadwalkan sesi khusus untuk berdiskusi dengan orang tua. Peran orang tua penting agar terapis dapat memahami masalah yang dihadapi anak dengan lebih mendalam dan mengenal karakter anak secara lebih rinci.

- Advertisement -

Sebagai orang tua, Ayah dan Bunda perlu berperan aktif dalam mendampingi Si Kecil selama menjalani terapi psikologi. Berikut ini adalah caranya:

1. Temani anak saat jadwal terapi

Ayah dan Bunda sebaiknya meluangkan waktu untuk mendampingi Si Kecil saat mengunjungi terapis. Usahakan datang tepat waktu dan jangan sampai mengingkari janji dengan Si Kecil, agar ia tidak merasa sendirian dalam menghadapi masa sulit ini.

Selain itu, penting bagi Ayah dan Bunda untuk berkomunikasi secara aktif dan jujur dengan terapis. Sampaikan dengan rinci setiap perubahan atau perkembangan yang terjadi pada Si Kecil.

2. Terapkan komunikasi aktif dengan anak

Tidak hanya perlu berkomunikasi dengan terapis, Ayah dan Bunda juga disarankan sering berbicara dengan Si Kecil. Tanyakan bagaimana jalannya sesi terapi. Dengan cara ini, Ayah dan Bunda bisa memantau perkembangan kondisinya setelah menjalani terapi.

Ayah dan Bunda juga dapat menanyakan apa yang dirasakannya setiap hari atau memintanya menceritakan hal-hal yang membuatnya sedih atau marah. Namun, jika ia membutuhkan waktu untuk sendiri, jangan memaksanya untuk bercerita. Biarkan Si Kecil menenangkan pikiran dan perasaannya terlebih dahulu.

- Advertisement -

3. Jadilah pendengar yang baik

Menjadi pendengar yang baik adalah kunci penting dalam mendukung keberhasilan psikoterapi anak. Karena itu, saat Si Kecil mulai bercerita, sebaiknya Ayah atau Bunda menghentikan kegiatan yang sedang dilakukan dan fokus mendengarkan.

Berikan respons yang menunjukkan bahwa Ayah dan Bunda benar-benar mendengarkan, seperti tersenyum, memberi pujian, atau memeluk.

Selain itu, jika Si Kecil belum dapat menceritakan dengan jelas, misalnya menggunakan kata-kata yang sulit dipahami atau mengulang-ulang cerita, tetaplah bersabar dan jangan marah.

- Advertisement -

4. Hindari menghakimi anak

Hindari menghakimi anak Terapi Psikologi
Ilustrasi memarahi anak secara berlebihan | www.mitrakeluarga.com

Hindari memberi nasihat berlebihan, mengomel, mengkritik, atau menghakimi Si Kecil. Jika ingin memberikan saran atau teguran, ungkapkan dengan nada lembut setelah ia selesai bercerita.

Misalnya, jika Si Kecil menceritakan bahwa ia masih merasa malu saat berkonsultasi dengan terapis, coba tunjukkan empati dengan tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa, sayang. Kalau kamu masih malu, cerita ke Bunda dulu, ya. Minggu depan kita coba lagi bertemu Bu Dokter.”

Setelah itu, Ayah dan Bunda bisa menjelaskan dengan kata-kata sederhana alasan mengapa ia perlu menjalani psikoterapi, dan pastikan Si Kecil mengerti bahwa terapi dapat membantunya mengatasi kekhawatiran dan emosi yang dirasakannya.

5. Hindari memaksa anak

Jangan terlalu memaksa Si Kecil untuk langsung mengikuti saran terapi psikologi pada saat itu juga. Ia tentu membutuhkan waktu untuk memahami perawatan yang dijalani. Oleh karena itu, biarkan Si Kecil melakukan hal-hal yang telah ia pahami dari sesi terapi.

Ayah dan Bunda juga tidak perlu mengarahkan terapis untuk memberi tahu anak tentang apa yang menurut kalian perlu dilakukan. Percayalah, para terapis sudah memahami dan tahu bagaimana harus bersikap.

Mendampingi anak dalam menjalani terapi psikologi bukanlah hal yang mudah. Namun, Ayah dan Bunda harus bersabar. Kehangatan dan kenyamanan kalian sangat penting agar Si Kecil merasa lebih termotivasi dalam menjalani terapi.

Jika Ayah dan Bunda memiliki pertanyaan tentang cara mendampingi anak dalam psikoterapi atau jika menemukan anak mengalami masalah psikologis, sebaiknya segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater untuk penanganan yang tepat.

Kumpulan Topik

Bagikan Artikel Ini
Author and blogging
Follow:
Hello, I'm Dikri Nalendra, the writer behind Psikologiku. This blog is my personal space to learn and share. Every piece you read here is born from a hobby and a sincere desire to understand myself and others more deeply. Thank you for stopping by and learning together with me.
Tinggalkan Penilaian