9 Jenis Mood Disorder (Gangguan Suasana Hati)

By Dikri Nalendra - Author and blogging
10 Min Read

Perubahan suasana hati Anda bisa terjadi sesuai dengan situasi yang Anda alami. Namun, jika Anda sering mengalami perubahan mood yang sangat intens atau ekstrem hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, hal ini mungkin mengindikasikan adanya gangguan mood.

Gangguan mood bukan hanya sekadar perasaan bahagia atau sedih. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental Anda.

Apa itu mood disorder?

Mood disorder atau gangguan suasana hati adalah kondisi kesehatan mental yang memengaruhi emosi seseorang.

Gangguan ini dapat menyebabkan seseorang merasakan kebahagiaan atau kesedihan yang sangat intens, atau bahkan keduanya secara bergantian dalam jangka waktu yang lama.

Sebagaimana kita tahu, perubahan mood atau mood swing adalah hal yang umum terjadi pada setiap orang. Seseorang bisa merasa sedih, marah, atau bahagia bergantung pada situasi yang dihadapinya.

Namun, orang yang mengalami mood disorder cenderung memiliki suasana hati yang tidak selaras dengan situasi yang mereka hadapi.

Kondisi ini dapat menghambat kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, bersekolah, atau berinteraksi sosial.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Mood disorder adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang cukup umum. Menurut MedlinePlus, kondisi ini dialami oleh sekitar satu dari sepuluh orang berusia 18 tahun ke atas.

Namun, gangguan ini juga dapat terjadi pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Secara keseluruhan, wanita dilaporkan lebih sering mengalami gangguan mood dibandingkan pria.

Jenis-jenis mood disorder

Ilustrasi depresi pada mood disorder | hellosehat.com

Berikut ini adalah beberapa jenis mood disorder atau gangguan suasana hati.

1. Depresi mayor

Depresi mayor (major depressive disorder/MDD) ditandai oleh periode berkepanjangan dari kesedihan yang sangat mendalam. Penderitanya seringkali tidak mampu menjalani atau menikmati aktivitas yang biasanya dilakukan.

2. Gangguan bipolar

Bipolar disorder ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem dari fase mania ke fase depresi. Pada fase mania, penderita akan merasakan kegembiraan yang berlebihan.

Sebaliknya, pada fase depresi, mereka bisa mengalami kesedihan mendalam dan keputusasaan yang berat.

3. Distimia

Persistent depressive disorder (distimia) adalah bentuk depresi jangka panjang (kronis). Kondisi ini ditandai oleh suasana hati yang buruk yang berlangsung selama minimal dua tahun.

4. Siklotimia

Orang dengan gangguan siklotimia mengalami perubahan suasana hati yang tidak teratur dan berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama, tetapi dengan intensitas yang lebih ringan.

5. Seasonal affective disorder (SAD)

Seasonal affective disorder (SAD) adalah jenis depresi yang muncul pada musim tertentu. Gangguan mental ini umumnya terjadi pada awal musim dingin atau hujan, dan cenderung membaik saat musim panas tiba.

6. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)

PMDD biasanya dipicu oleh perubahan hormon yang terkait dengan siklus menstruasi. Gejalanya meliputi kemarahan, iritabilitas, berkurangnya minat pada aktivitas sehari-hari, serta gangguan tidur.

7. Disruptive mood dysregulation

Ini adalah gangguan suasana hati yang dialami oleh anak-anak. Gejala utamanya berupa ledakan emosi, seperti kemarahan dan iritabilitas, yang sangat intens dan tidak sesuai dengan tahap perkembangan usia mereka.

8. Gangguan mood terkait penyakit lain

Gangguan suasana hati juga dapat muncul sebagai akibat dari kondisi medis atau penyakit tertentu, seperti kanker, cedera, infeksi, atau penyakit kronis lainnya.

9. Gangguan mood terkait penggunaan zat

Gangguan suasana hati jenis ini disebabkan oleh penggunaan zat, seperti alkohol, narkoba, paparan racun, atau jenis pengobatan tertentu.

Kapan Anda harus pergi ke dokter?

Jika Anda mengalami satu atau lebih gejala tersebut, terutama jika sudah mengganggu aktivitas Anda, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Selain itu, carilah bantuan medis darurat jika Anda memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri, orang lain, atau bahkan berfikir untuk bunuh diri.

Penyebab dan faktor risiko mood disorder

Ilustrasi berkonsultasi dengan psikolog | hellosehat.com

Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan suasana hati:

  • Faktor lingkungan: Pengalaman hidup atau peristiwa tertentu yang menimbulkan stres atau trauma dapat menjadi pemicu gangguan mood.
  • Faktor genetik: Gangguan mental, termasuk gangguan suasana hati, seringkali diturunkan dalam keluarga.
  • Faktor biologis: Ketidakseimbangan bahan kimia di otak, khususnya serotonin yang berperan dalam pengaturan suasana hati, sering kali terkait dengan gangguan ini.

Faktor yang meningkatkan risiko mood disorder?

Perubahan suasana hati yang tidak normal bisa dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan suasana hati.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan suasana hati antara lain:

  • Jenis kelamin wanita: Wanita disebut-sebut memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk mengalami gangguan mood dibandingkan pria.
  • Riwayat keluarga: Memiliki saudara kandung atau orangtua yang mengidap gangguan mood, seperti bipolar disorder, dapat meningkatkan risiko. Faktor keturunan sering dikaitkan dengan penyebab bipolar disorder.
  • Gangguan mental lainnya: Memiliki gangguan mental lain atau pernah didiagnosis dengan gangguan suasana hati sebelumnya.
  • Masalah hidup yang penuh stres: Menghadapi situasi sulit seperti kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian orang terdekat, atau masalah keuangan dapat meningkatkan risiko gangguan mood.
  • Penyakit kronis: Kondisi seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, atau Parkinson dapat memengaruhi kesehatan mental.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa jenis obat-obatan dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan suasana hati.
Pamflet ajakan untuk menghargai mental anda

Diagnosis mood disorder

Sebelum melakukan tes, dokter akan mengumpulkan informasi mengenai riwayat medis Anda dan keluarga, serta obat-obatan yang sedang Anda konsumsi.

Setelah itu, dokter kemungkinan akan melakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosis.

  • Pemeriksaan fisik: Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan adanya kondisi medis lain yang dapat menyebabkan gejala, seperti gangguan tiroid, kekurangan vitamin tertentu, atau masalah lainnya.
  • Tes psikologis: Dalam tes ini, psikolog atau psikiater akan meminta Anda untuk mengisi kuesioner mengenai pikiran, perasaan, perilaku, atau kebiasaan sehari-hari Anda, termasuk pola tidur dan makan.

Tes tambahan mungkin juga dilakukan untuk memperkuat diagnosis. Diskusikan dengan profesional kesehatan mengenai jenis tes yang paling sesuai dengan kondisi Anda.

Pengobatan mood disorder

Bergantung pada jenis dan tingkat keparahan gejala, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi gangguan suasana hati.

1. Pemberian obat-obatan

Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk membantu mengurangi dan mengelola gejala Anda. Beberapa jenis obat yang biasanya digunakan antara lain:

  • Antidepresan seperti fluoxetine atau duloxetine untuk mengatasi depresi atau fase depresi pada penderita bipolar disorder.
  • Penstabil mood seperti carbamazepine.
  • Antipsikotik seperti aripiprazole untuk penderita bipolar disorder yang mengalami fase mania atau episode campuran (mania dan depresi bersamaan).
Ilustrasi menghibur orang yang sedang sedih | medlineplus.gov

Konsumsi obat hanya di bawah pengawasan dokter. Jangan mengubah dosis atau menghentikan pengobatan tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat berisiko menyebabkan efek samping atau komplikasi lainnya. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh dokter atau apoteker.

2. Psikoterapi

Pasien yang mengalami gangguan suasana hati mungkin perlu menjalani psikoterapi (terapi bicara) atau konseling untuk membantu mengatasi kondisinya.

Beberapa jenis psikoterapi yang sering dilakukan antara lain terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi interpersonal.

3. Terapi stimulasi otak

Terapi stimulasi otak dapat membantu mengatasi ketidakseimbangan bahan kimia di otak yang sering menjadi pemicu gejala depresi dan gangguan bipolar.

Jenis terapi stimulasi otak ini antara lain electroconvulsive therapy (ECT), transcranial stimulation, atau terapi sejenis lainnya.

Perawatan di rumah untuk mood disorder atau mood swings

Berikut beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi gangguan suasana hati:

  • Mengonsumsi obat dan menjalani terapi secara rutin sesuai dengan anjuran dokter atau psikiater. Jangan berhenti mengonsumsi obat atau mengubah dosis tanpa izin dokter.
  • Cukup tidur dan beristirahat untuk mencegah perubahan suasana hati yang drastis.
  • Mengikuti pola makan sehat dan bergizi seimbang. Jika perlu, konsumsi makanan yang dapat membantu mengatasi depresi.
  • Melakukan aktivitas fisik dan berolahraga secara teratur.
  • Mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti menjalankan hobi, pijat, meditasi, atau bermain dengan hewan peliharaan.
  • Menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang.
  • Menjaga hubungan baik dengan teman atau keluarga dan tetap terhubung dengan mereka.

Selain pengobatan dan terapi yang telah disebutkan, dokter atau psikiater mungkin akan memberikan prosedur pengobatan lainnya.

Jika kondisi Anda parah, Anda mungkin perlu menjalani program rawat inap di rumah sakit. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Bagikan Artikel Ini
Author and blogging
Follow:
Hello, I'm Dikri Nalendra, the writer behind Psikologiku. This blog is my personal space to learn and share. Every piece you read here is born from a hobby and a sincere desire to understand myself and others more deeply. Thank you for stopping by and learning together with me.
Tinggalkan Penilaian

Tinggalkan Penilaian

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *