Self Diagnosis? Pikir 2 kali

By Dikri Nalendra - Author and blogging
3 Min Read

Psikologiku – Di era digial dan keterbukaan ini banyak orang yang sudah peduli dengan kesehatan mental baik terhadap generasi muda maupun generasi sebelumnya. Di era terbuka ini tentunya memiliki buruk yaitu bertebarannua informasi entah yang akurat maupun yang tidak.

Percakapan tentang kecemasan, depresi dan penyakit mental lainnya telah banyak terjadi, terutama pada media sosial. Meskipun hal ini berdampak positif tentunya memiliki dampak negatif yaitu banyaknya perilaku melakukan diagnosa pada diri sendiri atau yang di sebut Self Diagnosis dengan dasar informasi dari internet tanpa bantuan tenaga ahli seperti psikologi dan psikiater.

 

Apa itu self diagnosis?

Self Diagnosis merupakan kondisi dimana seseorang melakukan , hal ini dapat memperparah kondisi kesehatan mental.

Ini sering terjadi saat seseorang mencari informasi tentang keadaan diri sendiri ke internet, kuis online maupun mencocok cocokan kondisi dengan kondisi orang lain yang sudah terindikasi.

Praktek self self diagnosis sangat berbahaya ketika seseorang hanya mengandalkan pengetahuan pribadi dan pengalaman mereka sendiri tanpa dukungan dan validasi dari tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater.

Asumsi yang di buat oleh diagnosa diri sendiri tentunya tidak akurat bahkan keliru, sebab tanpa evaluasi dan validasi tenaga profesional maka akan mengarahkan ke simpulan yang tidak tepat dan keputusan yang tidak benar dalam mengelola kesehatan mental.

Bahaya Self diagnosis pada kesehatan mental

Self diagnosis dalam konteks penyakit fisik maupun mental dapat memperburuk keadaan.

Situasi ini dapat memperparah kondisi kesehatan mental bahkan mempersulit tenaga profesional untuk mengobati. Selain itu self diagnosis dapat memperparah kondisi kecemasan dan dapat menimbulkan depresi, serta dapat meningkatkan perilaku membahayakan diri sendiri seperti menyakiti diri, atau bahkan meningkatkan keinginan untuk bunuh diri.

Selain dapat mempengaruhi diri sendiri self diagnosis dapat membuat keluarga stres dan membuat khawatir atau kecemasan pada orang orang terdekat.

Karena orang lain akan merasa khawatir dengan kondisi anda jika anda memiliki penyakit mental padahal kenyataannya tidak demikian. Selain itu maka akan mendapatkan stigma buruk dari masyarakat orang akan merasa malu untuk mencari tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater akan membuat kondisi memburuk dan sulit untuk di obati

Bagaimana cara konsultasi dengan psikolog dan psikiater?

Sobat bisa berkonsultasi ke psikolog dengan offline atau datang ke tempat tenaga profesional itu praktek atau bisa melalui online contohnya halodoc dan alodokter, karena kedua platform tersebut online selama 24 jam dan tentunya praktis dan akurat.

 

 

Table of Contents

Bagikan Artikel Ini
Author and blogging
Follow:
Hello, I'm Dikri Nalendra, the writer behind Psikologiku. This blog is my personal space to learn and share. Every piece you read here is born from a hobby and a sincere desire to understand myself and others more deeply. Thank you for stopping by and learning together with me.
Tinggalkan Penilaian

Tinggalkan Penilaian

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *